Jumat, 24 Mei 2013

keuntungan absolut (Absolute advantage) dan keuntungan komparatif (Comparative advantage)



A.    ABSOLUTE ADVANTAGE
Adam Smith mengemukakan teori absolute advantage (keunggulan mutlak) sebagai berikut. Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute advantage). Secara matematis, teori absolute advantage dari adam smith dapat diilustrasikan dengan data hipotesis sebagai berikut.
Tabel. Data Hipotesis Teori Absolute Advantage dari Adam Smith
Produk per satuan tenaga kerja/hari
Teh
Sutra
DTDN (Dasar Tukar Dalam Negeri)
Indonesia
12 kg
3m
4kg = 1m
1kg = 1/4m
Cina
4 kg
8m
1/2kg = 1m
1kg = 2m

Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain sebagai berikut:
a.       Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja.
b.      Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c.       Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
d.      Biaya transport diabaikan.
Berdasarkan ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki keunggulan absolute dalam produksi teh (12 kg), sedangkan Cina memiliki keunggulan absolute dalam produksi sutra (8m). Berdasarkan DTDN dapat dilihat:
a.       Harga 1 kg teh di Indonesia lebih murah (hanya ¼ sutra) dibandingkan dengan di Cina yang lebih mahal (yaitu 2 m sutra)
b.      Sebaliknya, harga 1 m sutra di Cina lebih murah (hanya ½ kg teh) dibandingkan dengan di Indonesia yang lebih mahal (yaitu 4 kg teh).
Berdasarkan perbandingan DTDn pada kedua negara di atas, maka dapat disimpulkan:
a.       Indonesia memiliki keunggulan absolute dalam produksi teh sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor teh ke Cina. Sebaliknya, Indonesia akan mengimpor sutra ke Cina.
b.      Cina memiliki keunggulan absolute dalam produksi sutra sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor sutra ke Indonesia. Sebaliknya, Cina akan mengekspor teh dari Indonesia.

B.     COMPARATIVE ADVANTAGE
Suatu negara akan mengekspor hasil produksi yang daripada terdapat keuntungan yang lebih besar (comparative advantage) dan mengimpor barang yang keuntungan produksinya lebih kecil (comparative advantage).
Menurut teori comparative advantage, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan hipotesis teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Negara
Produksi
1 kg gula
1 m kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
Cina
6 hari kerja
5 hari kerja

Perhitungan Cost Comparative
Perbandingan Cost
1 kg gula
1m kain
Indonesia/Cina
3/6 HK
4/5 HK
Cina/Indonesia
6/3 HK
5/4 HK

Berdasarkan perbandingan cost comparative advantage dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 kg gula (3/6 atau ½ hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (4/5 hari kerja). Hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya, tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 meter kain (3/6 hari kerja)daripada produksi 1 kg gula (6/3 atau 2/1 hari kerja). Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
Teori dari Ricardo ini berpegang pada asumsi – asumsi sebagai berikut:
a.       Bahwa teori ini didasarkan atas labour theory of value ( bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan barang tersebut).
b.      Bahwa perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang (barter).
c.       Tidak diperhitungkan biaya daripada pengangkutan dan lainnya di dalam pemasaran.
d.      Produksi dijalankan dengan biaya yang tetap.
e.       Bahwa faktor produksi sama sekali tidak mobil antar negara.