Dalam tulisan ”Lulusan Berkarakter: Calon Pemimpin Masa Depan”
telah diinformasikan bahwa hasil penelusuran terhadap 700 wisudawan Fakultas Pertanian
(Faperta) UGM yang berasal dari tahun angkatan 1998 sampai dengan 2005 menunjukkan
bahwa 75.67% lulusan pertanian ingin mencari pekerjaan. Sebenarnya lulusan pertanian
tidak hanya ingin mencari pekerjaan, tetapi terdapat kira-kira 17.00% yang ingin berwiraswasta
dan sekitar 6.14% yang ingin langsung melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (Gambar 1).
Gambar 1. Minat lulusan Fakultas Pertanian UGM
Hasil penelusuran lebih jauh terhadap alumni yang ingin mencari pekerjaan menunjukkan bahwa
hanya sekitar 25.86% yang ingin tetap bekerja sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni, sedangkan
sisanya tidak memberikan jawaban pasti. Kemudian apabila dikaji lebih jauh, 15.29% lulusan
Pertanian UGM ingin bekerja di perbankan, 12.14% di BUMN dan swasta selain perbankan, 11.71%
ingin menjadi pegawai negeri sipil di luar peneliti dan tenaga pendidik serta sekitar 9.28%
ingin menjadi peneliti dan tenaga pendidik. Untuk yang ingin berwiraswasta, sebagian besar
tetap ingin berwiraswasta di bidang yang ditekuni (9.86%), sedang lainnya ingin berwiraswasta
di bidang jasa, niaga dan boga. Alumni yang ingin langsung melanjutkan studi sebagian besar
memilih untuk pindah bidang (5.0%) dan hanya 1.14% yang tetap ingin mendalami bidang pertanian.
Belajar dari informasi yang diberikan oleh para calon wisudawan Fakultas Pertanian UGM ini
mengindikasikan bahwa pertanian telah menjadi bidang yang tidak menarik lagi. Ketidak tertarikan
generasi muda terhadap bidang pertanian sebenarnya telah menjadi masalah global. Hanya banyak ahli
negara maju mengatakan bahwa ketidak tertarikan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi di negara
tropika seperti Indonesia, mengingat negara industri yang kuat juga sangat memperhatikan pertanian.
Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bersama mengingat pertanian masih menjadi tulang punggung
perekonomian nasional. Beberapa isu global mutakhir yaitu energi dan pangan rasanya menjadikan
pertanian ke depan memiliki nilai strategis yang perlu menjadi pusat perhatian. Dalam konteks
nasional, dengan pertimbangan letak geografis yang sangat strategis sebagai negara tropika,
pertanian harus menjadi lokomotif pembangunan nasional. Oleh karena itu, generasi muda harus
disadarkan bahwa pertanian akan membawa kejayaan nasional asalkan ditekuni secara serius.