Senin, 14 November 2011

Petani Tradisional

 
 

Dewasa ini, Sistem pertanian masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan  atau desa nyaris tak tersentuh oleh teknologi. Karena terhambatnya teknologi, mereka menggunakan cara-cara sebagaimana yang sudah diajarkan secara turun-temurun, atau yang disebut tradisional. Masyarakat pedesan yang jauh dari teknologi bertani itu tidak hanya sekadar menanam, memanen, kemudian menjual hasil panen. Mereka mempunyai adat istiadat yang sangat kental yang hubungannya dengan pertanian. Misal, sebelum memasuki musim tanam mereka mengadakan upacara adat untuk meminta kepada Yang Maha Kuasa agar musim tanam akan menjadi berkah bagi mereka. Selain ketika musim panen mereka akan mengadakan upacara syukuran, untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia Yang Maha Kuasa.
 Petani tradisional tidak menanam bibit unggul hasil penemuan para ahli. Kebanyakan mereka enggan untuk membeli bibit-bibit yang dijual di pasaran, selain pertimbangan harga juga kekhawatiran terhadap hama yang ditimbulkan, belum lagi pengadaan pestisida dengan merk tertentu yang harus digunakan dan pastinya tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh petani.
Mereka memilih menanam jenis padi yang biasa ditanam oleh para pendahulunya. Jenis padi yang ditanam disesuaikan dengan perhitungan musim, untuk menjaga ketahanan tanaman padi dari gangguan hama sehingga terhindar dari gagal panen.
Dalam mengolah sawah petani lebih memilih sapi atau kerbau sebagai alat membajak sawah. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa traktor, tenaga sapi atau kerbau juga lebih ramah lingkungan dan hasilnya lebih dalam.
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida oleh petani tradisional relatif sedikit karena harganya tidak terjangkau, sehingga petani lebih mengandalkan pupuk kandang.
Ketahanan pangan dan kemandirian petani tradisional sebenarnya sudah terbentuk sejak jaman nenek moyang, mereka tinggal melanjutkan dan menjaga kelestarian alam. Kearifan lokal petani tradisional bukan berarti menolak teknologi modern, penggunaan alat trasportasi dan mesin penggilingan padi menjadi bukti teknologi itu diterima.
Banyak kalangan yang mengharapkan perubahan pada petani tradisional dengan maksud meningkatkan kualitas hidup. Melalui penyuluhan dengan usaha merubah dari petani tradisional ke arah petani modern. Petani diharapkan mampu meningkatkan sumber pendapatan dari produksi pertaniannya, petani tidak sekedar bercocok tanam.
Sementara dalam kehidupan modern justru pola hidup dengan mengkonsumsi produk pertanian organik. Dewasa ini orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Hal inilah yang semestinya disampaikan kepada masyarakat petani tradisional yang artinya produk merekalah yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat modern. Oleh karena itu petani tradisional diharapkan mampu meningkatkan kualitas untuk memenuhi permintaan akan produk pertanian organik yang semakin meningkat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar