Dewasa ini, Sistem pertanian masyarakat yang tinggal di daerah
pegunungan atau desa nyaris tak tersentuh oleh teknologi. Karena
terhambatnya teknologi, mereka menggunakan cara-cara sebagaimana yang sudah
diajarkan secara turun-temurun, atau yang disebut tradisional. Masyarakat
pedesan yang jauh dari teknologi bertani itu tidak hanya sekadar menanam,
memanen, kemudian menjual hasil panen. Mereka mempunyai adat istiadat yang
sangat kental yang hubungannya dengan pertanian. Misal, sebelum memasuki musim
tanam mereka mengadakan upacara adat untuk meminta kepada Yang Maha Kuasa agar
musim tanam akan menjadi berkah bagi mereka. Selain ketika musim panen mereka
akan mengadakan upacara syukuran, untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia
Yang Maha Kuasa.
Petani tradisional tidak menanam
bibit unggul hasil penemuan para ahli. Kebanyakan mereka enggan untuk membeli
bibit-bibit yang dijual di pasaran, selain pertimbangan harga juga kekhawatiran
terhadap hama yang ditimbulkan, belum lagi pengadaan pestisida dengan merk
tertentu yang harus digunakan dan pastinya tidak sedikit biaya yang dikeluarkan
oleh petani.
Mereka memilih menanam jenis padi yang biasa ditanam oleh para
pendahulunya. Jenis padi yang ditanam disesuaikan dengan perhitungan musim,
untuk menjaga ketahanan tanaman padi dari gangguan hama sehingga terhindar dari
gagal panen.
Dalam mengolah sawah petani lebih memilih sapi atau kerbau sebagai alat membajak sawah. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa traktor, tenaga sapi atau kerbau juga lebih ramah lingkungan dan hasilnya lebih dalam.
Dalam mengolah sawah petani lebih memilih sapi atau kerbau sebagai alat membajak sawah. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa traktor, tenaga sapi atau kerbau juga lebih ramah lingkungan dan hasilnya lebih dalam.
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida oleh petani tradisional
relatif sedikit karena harganya tidak terjangkau, sehingga petani lebih
mengandalkan pupuk kandang.
Ketahanan pangan dan kemandirian petani tradisional sebenarnya
sudah terbentuk sejak jaman nenek moyang, mereka tinggal melanjutkan dan
menjaga kelestarian alam. Kearifan lokal petani tradisional bukan berarti
menolak teknologi modern, penggunaan alat trasportasi dan mesin penggilingan
padi menjadi bukti teknologi itu diterima.
Banyak kalangan yang mengharapkan perubahan pada petani tradisional dengan maksud meningkatkan kualitas hidup. Melalui penyuluhan dengan usaha merubah dari petani tradisional ke arah petani modern. Petani diharapkan mampu meningkatkan sumber pendapatan dari produksi pertaniannya, petani tidak sekedar bercocok tanam.
Banyak kalangan yang mengharapkan perubahan pada petani tradisional dengan maksud meningkatkan kualitas hidup. Melalui penyuluhan dengan usaha merubah dari petani tradisional ke arah petani modern. Petani diharapkan mampu meningkatkan sumber pendapatan dari produksi pertaniannya, petani tidak sekedar bercocok tanam.
Sementara dalam kehidupan modern justru pola hidup dengan
mengkonsumsi produk pertanian organik. Dewasa ini orang semakin arif dalam
memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Hal inilah
yang semestinya disampaikan kepada masyarakat petani tradisional yang artinya
produk merekalah yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat modern. Oleh karena
itu petani tradisional diharapkan mampu meningkatkan kualitas untuk memenuhi
permintaan akan produk pertanian organik yang semakin meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar