KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND (AD) – AGREGAT SUPPLY
(AS)
Agregat
Supply atau penawaran agregat adalah jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu.
Penawaran agregat meliputi pendapatan nasional atau barang dan jasa yang
dikeluarkan di dalam negeri ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor. Kurva
AS menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan perusahaan –
perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Permintaan agregat
(agregat demand) dapat didefenisikan sebagai tingkat pengeluaran yang akan
dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga. Permintaan agregat sangat
berbeda dengan pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat menggambarkan tentang
hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional.
PERBEDAAN TEORI KLASIK DAN TEORI
KEYNES
PANDANGAN KLASIK
|
PANDANGAN KEYNES
|
·
Perekonomian selalu mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh.
·
Penawaran dengan sendirinya
menciptakan permintaan (supply creates its own demand). Maksudnya: dalam
ekonomi terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis
barang yang diproduksikan akan dapat terjual di pasar.
·
Segi penawaran adalah sangat
penting peranannya dalam menentukan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional
sesuatu negara.
|
·
Tingkat permintaan efektif yaitu
pengeluaran agregat dan permintaan agregat akan menentukan sejauh mana
produksi nasional akan diwujudkan dalam ekonomi dan kesempatan kerja akan
dicapai.
·
Dalam perekonomian, kesempatan
kerja penuh tidak akan selalu dicapai. Yang kerap berlaku adalah masalah
pengangguran.
|
PANDANGAN KEYNES: UANG DAN KEGIATAN EKONOMI
Ahli – ahli ekonomi
klasik berpendapat “money is neutral” atau uang adalah netral. Maksudnya uang
tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut ahli – ahli ekonomi klasik,
kesempatan kerja penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini pendapatan
nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah,
menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat menaikkan
pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga – harga
barang dalam perekonomian. Pandangan ini
dinamakan TEORI KUANTITAS.
Teori Keynes mengenai
peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda dengan pendapat ahli – ahli
ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang
tidak netral. Artinya :
perubahan – perubahan dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli ekonomi Klasik dengan
Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapat
dibedakan kepada dua aspek:
1. Perbedaan
pandangan dalam penentuan suku bunga
2. Perbedaan
pandangan mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau jumlah
penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.
Ad
1. Penentuan Suku Bunga
Suku bunga ditentukan
oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan permintaan dana modal untuk
investasi. Kedua faktor tersebut ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan
tabungan dan perubahan permintaandana modal akan menimbulkan perubahan kepada
suku bunga. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan
permintaan uang.
Ad
2. Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli –ahli ekonomi klasik berpendapat
uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Ini
disebabkan karena kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes berpendapat
bahwa perubahan jumlah uang akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hubungan
antara perubahan jumlah uang dengan kegiatan ekonomi akan melalui proses
berikut:
1.
Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi
suku bunga. Apabila jumlah uang bertambah suku bunga akan turun.
2.
Penurunan suku bunga akan menambah
investasi dalam perekonomian.
3.
Pertambahan dalam investasi akan
menambah pengeluaran agregat dan selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat
ini akan menambah pendapatan nasional.
PERKEMBANGAN ANALISIS AD – AS
1. Pandangan pokok teori makroekonomi
Keynesian
Pandangan Keynes meliputi tiga aspek
sebagai berikut :
a.
Penranan pengeluaran agregat
b.
Penentuan suku bunga dan peranan uang
c.
Peranan pemerintah dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu tahun tertentu.
2. Peranan Pengeluaran Agregat
Analisis Keynes merupakan analisis
jangka pendek yang memperhatikan perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari
perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai
perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumlah
dan kualitas faktor – faktor produksi dianggap tetap. Oleh sebab itu dalam
analisis tersebut terdapat pertalian yang erat diantara pengeluaran agregat
dengan kegiatan ekonomi, produksi nasional dan tingkat kesempatan kerja.
Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatan ekonomi, produksi nasional
dan kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan
mengurangi pengangguran.
3. Peranan Uang dan Suku Bunga
Keynesian meneranglkan efek perubahan
penawaran uang kepada kegiatan ekonomi melalui rangkaian peristiwa berikut:
a.
Efek peubahan penawaran uang ke atas
suku bunga
b.
Efek perubahan suku bunga ke atas
investasi
c.
Efek perubahan investasi ke atas
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
Rangkaian peristiwa ini dinamakan
mekanisme transmisi.
4. Peranan Kebijakan Pemerintah
Analisis makroekonomi Keynesian sangat
menekankan kepada peranan pemerintah dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Tanpa
adanya campur tangan pemerintah, yaitu apabila penentuan kegiatan ekonomi
sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, ekonomi akan menghadapi masalaah sebagai
berikut:
a.
Ekonomi sukar untuk mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh
b.
Terdapat perubahan yang besar dalam
kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Keynesian menekankan perlunya campur
tangan pemerintah dalam usaha untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
tanpa inflasi. Kebijakan pemerintah dibedakan menjadi dua, yakni: kebijakan
fiscal dan kebijakan moneter.
5. Dua Kelemahan Penting Analisis
Keynesian
a.
Analisis Keynesian tidak memperhatikan
efek perubahan harga – harga terhadap pengeluaran agregat dan keseimbangan
pendapatan nasional.
b.
Analisis Keynesian mengabaikan peranan
penawaran agregat dalam menentukan keseimbangan pendapatan nasional. Analisis
Keynesian tidak menganalisis mengenai ciri – ciri oenawaran agregat, dan
bagaimana penawaran agregat akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional.
6. Uang, Kegiatan Ekonomi dan Tingkat
Harga
Jumlah uang akan
mempengaruhi tingkat harga. Ahli ekonomi klasik berpendapat apabila penawaran
uang dalam ekonomi bertambah maka pertambahan itu akan menimbulkan kenaikan
harga – harga yang sama tingkatnya dengan pertambahan penawaran uang. Keadaan
ini akan berlaku oleh karena
a.
Perekonomian telah mencapai kesempatan
kerja penuh
b.
Laju peredaran uang tetap
c.
Uang hanya digunakan untuk tujuan
transaksi saja
Keynes berkeyakinan bahwa dalam
perekonomian yang menghadapi waktulah pengangguran yang tinggi, pertambahan
uang tidak akan menimbulkan efek buruk ke atas kestabilan harga. Oleh sebab
itu dalam analis Keynes mengenai peranan
uang dalam perekonomian selalu dianggap kenaikan penawaran uang tidak mengubah
tingkat harga. Golongan Monetaris berpendapat: pertambahan penawaran uang dapat
mengakibatkan kenaikan harga dan juga kenaikan pendapatan nasional.
7. Kelemahan Analisis Keseimbangan
Keynesian
Analisis Keynes mengenai penentuan
tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional sangat menekankan kepada segi
permintaan. Keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada keadaan dimana
penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat atau Y=AE. Usaha untuk
menerangkan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan: penawaran agregat
adalah sama dengan permintaan agregat, atau pendekatan AD – AS, sangat terbatas
dilakukan dan tidak menggambarkan keadaan dalam masyarakat yang sebenarnya
berlaku.
8. Analisis AD – AS Menurut Pandangan
Klasik
Analisis AD – AS yang menggambarkan
pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang ditunjukkan dalam gambar 7.1 (b).
menurut pendapat klasik apabila permintaan agregat bertambah, afeknya adalah
pendapatan nasional tetap sebesar YF akan tetapi harga akan meningkat.
9. Bentuk Analisis AD – AS Masa Kini
Kurva AS yang
ditunjukkan dalam gambar tidak sesuai dengan keadaan ekonomi yang sebenarnya
karena pada umumnya perekonomian tidak selalu mencapai kesempatan kerja penuh.
Secara teori kurva AS harus berbentuk melengkung ke atas dan studi secara
empirical menunjukkan bahwa semakin rendah pengangguran, semakin cepat tingkat
inflasi. Secara teori dan berdasarkan kepada kenyataan sebenarnya, kurva AS
harus berbentuk melengkung ke atas.
Dalam analisis AD – AS
yang telah disempurnakan, penawaran agregat dibedakan kepada: penawaran agregat
jangka pendek (SRAS) dan penawaran agregat jangka panjang (LRAS). Gambar
dibawah ini menunjukkan hubungan SRAS dan LRAS. Kurva SRAS adalah kurva yang terus
menerus melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Y1 .
Sesudah memotong garis tegak pada Y1
kurva SRAS akan menjadi semakin
tinggi tingkat kenaikannya.
Kurva SRAS menunjukkan:
a.
Apabila tingkat harga adalah Pf
maka ekonomi akan mencapai kesempatan kerja penuh
b.
Apabila harga yang berlaku adalah P1
output yang ditawarkan perusahaan
hanyalah bernilai Y1 dan pengangguran berlaku
c.
Pada harga P2 nilai output
negara adalah Y2 , yaitu lebih tinggi dari YF, oleh
karena perusahaan mampu mengeluarkan lebih banyak.
KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AD)
a.
Cara
Menerbitkan Kurva AD
Kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun dan seterusnya menyebabkan nilai
riil konsumsi rumah tangga juga merosot. Seterusnya inflasi akan menaikkan suku
bunga dan kenaikan ini akan mengurangi investasi. Kesimpulannya : kenaikan
harga menyebabkan nilai riil pengeluaran agregat merosot dan menurunkan
pendapatan nasional riil pada keseimbangan.
Berdasarkan kepada
peristiwa ini secara grafik sekarang dapat ditunjukkan dua hal berikut.
1.
Efek kenaikan harga ke atas keseimbangan
pendapatan nasional.
2.
Cara mewujudkan kurva permintaan
agregat.
Kurva AD dapat
didefenisikan sebagai suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Perbedaan arti konsep pengeluaran agregat dan permintaan agregat yakni
pengeluaran agregat berlaku pada harga tetap, sedangkan permintaan agregat
berlaku pada harga yang berubah.
b.
Sifat
Utama Kurva AD
Kurva AD selalu merupakan
suatu garis yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya: semakin rendah
tingkat harga, semakin besar permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
diterangkan di bawah ini.
1. Tingkat
Harga, Suku Bunga dan Investasi
Apabila harga adalah
stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung akan berada
pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung akan
menjadi semakin tinggi.
Terdapat perkaitan yang
rapat pula di antara suku bunga dengan investasi, yaitu semakin tinggi suku
bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan investasi
menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Kenaikan harga akan menimbulkan
proses perubahan sebagai berikut:
i.
Harga naik menyebabkan suku bunga naik
ii.
Suku bunga naik menyebabkan investasi
turun
iii.
Investasi yang merosot menyebabkan
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil merosot.
2.
Tingkat Harga, Ekspor dan Impor
Tingkat harga akan menjadi
salah satu faktor penting yang menentukan ekspor dan impor suatu negara. Secara
umum dapat dikatakan:
i.
Apabila barang – barang dalam suatu
negara adalah relative lebih murah, ekspor akan meningkat, dan impor berkurang,
dan sebaliknya
ii.
Apabila barang – barang dalam satu
negara adalah relative lebih mahal ekspor akan merosot dan impor meningkat.
Dapat disimpulkan:
kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto dan pengangguran ekspor neto akan
menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil.
c. Perpindahan Kurva Permintaan
Agregat AD
1.
Efek Pertambahan Komponen
Pengeluaran Agregat
Pertambahan investasi
akan menambah pendapatan nasional akan tetapi tingkat harga tidak berubah dan
tetap. Kenaikan investasi memindahkan keseimbangan dan pada keseimbangan yang
baru ini tingkat harga tetap tetapi pendapatan nasional riil meningkat.
2.
Efek Pertambahan Bocoran
Unuk menunjukkan efek
pertambahan bocoran terhadap kurva permintaan agregat AD digunakan gambar 7.5.
bagian (a) menunjukkan keseimbangan pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan Y=AE.
KURVA PENAWARAN AGREGAT (AS)
a. Cirri – Ciri Kurva AS
Kurva penawaran agregat
AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari kiri – bawah ke kanan –
atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama semakin tinggi. Kurva
penawaran agregat pada hakikatnnya menggambarkan tentang hubungan diantara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil yang akan
ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Bentuk Kurva AS
Dua faktor yang dapat
dipandang sebagai penyebab dari bentuk kurva AS yang melengkung ke atas yaitu:
ciri – ciri fungsi produksi dan ciri – ciri pasaran tenaga kerja.
1.
Efek Hukum Hasil Tambahan yang Semakin Berkurang
Jumlah output atau
nilai produksi riil, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan. Fungsi
produksi jangka pendek tersebut dipengaruhi oleh hokum hasil tambahan yang
semakin berkurang, yaitu apabila jumlah tenaga kerja ditambah, produksi marjinal
yang diciptakan oleh pertambahan tenaga kerja tersebut adalah lebih rendah dari
tenaga kerja sebelumnya.
Kurva AS yang
melengkung ke atas tersebut menggambarkan cirri perhubungan berikut: semakin
tinggi tingkat bunga, semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan
ditawarkan para pengusaha.
2.
Pasaran Tenaga Kerja dan Kurva
Penawaran Agregat
Gambar 7.7 menunjukkan
bahwa semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah yang
diterima para pekerja. Upah yang semakin tinggi ini akan menaikkan biaya
produksi. Maka, untuk tetap memperoleh keuntungan dan dapat meneruskan
operasinya, penawaran agregat dalam ekonomi hanya akan ditingkatkan oleh
perusahaan – perusahaan apabila tingkat harga semakin tinggi.
3.
Tingkat Pengangguran dan Tingkat
Kenaikan Upah
Terdapat suatu hubungan
yang negative di antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran. Pada
tingkat pengangguran tinggi, tingkat kenaikan upah adalah rendah, dan apabila
tingkat pengangguran rendah, persentase kenaikan tingkat upah meningkat.
c. Perpindahan Kurva AS
1.
Perpindahan Kurva AS Ke Atas/Ke
Kiri
Perpindahan kurva
penawaran agregat dapat disebabkan oleh salah satu atau gabungan faktor –
faktor yang ditengkan dalam uraian berikut.
i.
Harga bahan mentah meningkat atau biaya
lain meningkat
ii.
Kenaikan upah tenaga kerja
2.
Perpindahan Kurva AS Ke Bawah/Ke
Kanan
Perpindahan kurva
penawaran agregat dapat disebabkan oleh salah satu atau gabungan faktor –
faktor sebagai berikut.
i.
Perkembangan teknologi
ii.
Perkembangan infrastruktur
iii.
Pajak, izin usaha dan administrasi
pemerintah
KESEIMBANGAN PERMINTAAN – PENAWARAN AGREGAT (AD –
AS)
a.
Keseimbangan
Makroekonomi
Beberapa penulis
menamakan keseimbangan AD – AS sebagai keseimbangan makroekonomi karena analisis ini telah memasukkan unsure
perubahan harga dalam analisis keseimbangannya, yaitu analisis ini lebih
lengkap daripada analisis keseimbangan pendapatan nasional.
b.
Perubahan
Keseimbangan dan Penyebabnya
Keseimbangan permintaan
agregat – penawaran agregat akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu
sesuai dengan perubahan dalam keadaan perekonomian.
i.
Efek Perubahan Kurva AD
Perubahan dalam
permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan
menimbulkan perubahan harga dan pendpatan nasional riil kea rah yang bersamaan,
yaitu kedua – duanya meningkat atau kedua – duanya merosot.
ii.
Efek Perubahan Kurva AS
Analisis mengenai perubahan kurva
penawaran agregat AS menunjukkan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan
perubahan harga dan pendapatan nasional riil kea rah yang bertentangan.
iii.
Efek Perubahan Serentak AD dan AS